bird

bird

Rabu, 17 April 2013

Macam-Macam Teori Kurikulum


Mata Kuliah                : Pengantar Ilmu Pendidikan

Standar Kompetensi   : Isi dan Metode Pendidikan

Kompetensi Dasar       : -     Kurikulum utilitarian
-          Kurikulum untuk rasionalitas
-          Kurikulum warisan

Indikator                     : -     Menyebutkan teori isi kurikulum
-          Menjelaskan kurikulum utilitarian
-          Menjelaskan kurikulum untuk rasionalitas
-          Menjelaskan kurikulum warisan

Uraian :
Teori isi kurikulum antara lain :
1.    Kurikulum utilitarian
2.    Kurikulum untuk rasionalitas
3.    Kurikulum warisan

1.    Kurikulum utilitarian
Kata “utilitarian” secara kasar dapat dimaknai dalam dua arti yang berbeda tetapi terkait, yaitu “bermanfaat” dan “kondusif bagi kebahagiaan umat manusia”.
Kurikulum ini dimasukkan sebagai mata pelajaran berdasarkan keyakinan bahwa mata pelajaran tersebut bermanfaat bagi anak didik. Misalnya, matematika diyakini bermanfaat bagi pekerja, rumah tangga, insinyur dan ilmuwan. Begitu pula dengan mata pelajaran yang lain, seperti sejarah, geografi, seni, moral dan agama. Tentang manfaat dan kebahagiaan juga memiliki makna yang berbeda. Bagi orang – orang yang beragama memaknai manfaat dan kebahagiaan yang berbeda dari orang – orang atheis-materialis. Kembali kepada apa yang telah dipaparkan, bahwa kurikulum merupakan cerminan dari kepentingan masyarakat, ditentukan oleh falsafah, pandangan hidup, ideologi, keyakinan, dan sikap dari masyarakatnya. Jenis dan tingkat perkembangan masyarakat yang berbeda akan memiliki pandangan yang berbeda tentang apa pengetahuan yang bermanfaat dan membahagiakan itu.

2.    Kurikulum untuk rasionalitas
Adalah isi pendidikan yang dipilih dan ditetapkan untuk menghasilkan pemikiran yang rasional. Kurikulum macam itu telah ada sejak zaman Plato dalam bukunya yang berjudul The Republic (Moore, 1982: 57-59). Dalam buku tersebut kurikulum dirancang untuk menghasilkan manusia yang mampu memahami bentuk – bentuk realitas (kenyataan hidup) yang berada di balik penampilan dunia keseharian. Yang termasuk dalam kurikulum itu antara lain matematika.
Teori kurikulum modern dari P.H. Hirst, meskipun banyak perbedaan yang signifikan, memiliki beberapa persamaan dengan pandangan Plato. Hirst berpendapat bahwa menurut sejarahnya manusia telah mengadopsi cara pandang tertentu terhadap dunia mereka, yang disebut “bentuk – bentuk pengetahuan”. Setiap bentuk memiliki karakteristik  struktur konseptualnya sendiri atau suatu cara menarik kesimpulan yang khas.
Rasionalitas merupakan masalah tindakan yang berdasar pada alasan yang baik, dan alasan yang baik itu akhirnya tergantung pada pengetahuan. Tanpa pengetahuan tentang pengalaman manusia, anak tidak akan mampu bertindak dengan alasan yang baik. Orang yang tidak memahami ilmu pengetahuan tidak akan bertindak secara alamiah dan rasional. Seseorang yang belum menguasai seni, music atau sastra tidak akan mampu mengambil keputusan dalam memilih secara rasional dalam idang tersebut, tidak akan mampu bertindak dengan otonomi rasional. Hal yang sama juga akan berlaku dalam masyarakat yang tidak memiliki pengetahuan dalam agama dan moral. Dengan demikian, pengetahuan akan menjadi paling bermanfaat, yang menyiapkan anak untuk hidup secara rasional, dengan memberikan landasan intelektual kepada mereka sebagai tindakan yang rasional.
  
3.    Kurikulum warisan
Inti dari pendidikan adalah mengantarkan anak – anak ke dalam tradisi public yang ada melalui pengetahuan. Tradisi publik ini dapat dipandang sebagai salah satu warisan, suatu tingkat kehidupan dalam hal mana semua anggota ras manusia mempunyai suatu kepentingan. Tradisi itu adalah kebudayaan, dan kebudayaan terdiri atas intelektual, estetika, moral dan prestasi material manusia dalam sejarahnya yang panjang. Matematika dan ilmu pengetahuan alam merupakan bagian dari warisan ini, demikian pula dengan music dan lukisan., serta arsitektur, demikian pula dengan moralitas dan pandangan religious.
Untuk dapat bergerak bebas di kawasan tersebut, harus menjadi manusia yang berbeda dengan binatang. Manusia mampu memahami situasinya. Anak dilahirkan tidak dengan pemahaman itu. Mereka dilahirkan sebagai manusia, tetapi mereka lebih dilahirkan sebagai “binatang manusia” (human animal). Pendidikan merupakan salah satu upaya mengubah manusia binatang menjadi manusia yang sebenarnya. Dengan kata lain, pendidikan merupakan upaya untuk mengantarkan anak ke dalam system pengetahuan yang membentuk warisan budaya atau tingkat kehidupan. Kurikulum ditetapkan agar mampu melakukan perubahan budaya tersebut atau dapat digunakan untuk melakukan pewarisan budaya tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar