Mata Kuliah :
Pengantar Ilmu Pendidikan
Standar Kompetensi :
Isi dan Metode Pendidikan
Kompetensi Dasar :
- Kurikulum utilitarian
-
Kurikulum untuk rasionalitas
-
Kurikulum warisan
Indikator :
- Menyebutkan teori isi kurikulum
-
Menjelaskan kurikulum utilitarian
-
Menjelaskan kurikulum untuk rasionalitas
-
Menjelaskan kurikulum warisan
Uraian :
Teori isi kurikulum antara lain :
1.
Kurikulum utilitarian
2.
Kurikulum untuk rasionalitas
3.
Kurikulum warisan
1.
Kurikulum utilitarian
Kata
“utilitarian” secara kasar dapat dimaknai dalam dua arti yang berbeda tetapi
terkait, yaitu “bermanfaat” dan “kondusif bagi kebahagiaan umat manusia”.
Kurikulum ini
dimasukkan sebagai mata pelajaran berdasarkan keyakinan bahwa mata pelajaran
tersebut bermanfaat bagi anak didik. Misalnya, matematika diyakini bermanfaat
bagi pekerja, rumah tangga, insinyur dan ilmuwan. Begitu pula dengan mata
pelajaran yang lain, seperti sejarah, geografi, seni, moral dan agama. Tentang
manfaat dan kebahagiaan juga memiliki makna yang berbeda. Bagi orang – orang
yang beragama memaknai manfaat dan kebahagiaan yang berbeda dari orang – orang
atheis-materialis. Kembali kepada apa yang telah dipaparkan, bahwa kurikulum merupakan
cerminan dari kepentingan masyarakat, ditentukan oleh falsafah, pandangan
hidup, ideologi, keyakinan, dan sikap dari masyarakatnya. Jenis dan tingkat
perkembangan masyarakat yang berbeda akan memiliki pandangan yang berbeda
tentang apa pengetahuan yang bermanfaat dan membahagiakan itu.
2.
Kurikulum untuk rasionalitas
Adalah isi
pendidikan yang dipilih dan ditetapkan untuk menghasilkan pemikiran yang
rasional. Kurikulum macam itu telah ada sejak zaman Plato dalam bukunya yang
berjudul The Republic (Moore, 1982: 57-59). Dalam buku tersebut kurikulum
dirancang untuk menghasilkan manusia yang mampu memahami bentuk – bentuk
realitas (kenyataan hidup) yang berada di balik penampilan dunia keseharian.
Yang termasuk dalam kurikulum itu antara lain matematika.
Teori kurikulum
modern dari P.H. Hirst, meskipun banyak perbedaan yang signifikan, memiliki
beberapa persamaan dengan pandangan Plato. Hirst berpendapat bahwa menurut
sejarahnya manusia telah mengadopsi cara pandang tertentu terhadap dunia
mereka, yang disebut “bentuk – bentuk pengetahuan”. Setiap bentuk memiliki
karakteristik struktur konseptualnya sendiri atau suatu cara menarik
kesimpulan yang khas.
Rasionalitas
merupakan masalah tindakan yang berdasar pada alasan yang baik, dan alasan yang
baik itu akhirnya tergantung pada pengetahuan. Tanpa pengetahuan tentang
pengalaman manusia, anak tidak akan mampu bertindak dengan alasan yang baik.
Orang yang tidak memahami ilmu pengetahuan tidak akan bertindak secara alamiah
dan rasional. Seseorang yang belum menguasai seni, music atau sastra tidak akan
mampu mengambil keputusan dalam memilih secara rasional dalam idang tersebut,
tidak akan mampu bertindak dengan otonomi rasional. Hal yang sama juga akan
berlaku dalam masyarakat yang tidak memiliki pengetahuan dalam agama dan moral.
Dengan demikian, pengetahuan akan menjadi paling bermanfaat, yang menyiapkan
anak untuk hidup secara rasional, dengan memberikan landasan intelektual kepada
mereka sebagai tindakan yang rasional.
3.
Kurikulum warisan
Inti dari
pendidikan adalah mengantarkan anak – anak ke dalam tradisi public yang ada
melalui pengetahuan. Tradisi publik ini dapat dipandang sebagai salah satu
warisan, suatu tingkat kehidupan dalam hal mana semua anggota ras manusia
mempunyai suatu kepentingan. Tradisi itu adalah kebudayaan, dan kebudayaan
terdiri atas intelektual, estetika, moral dan prestasi material manusia dalam
sejarahnya yang panjang. Matematika dan ilmu pengetahuan alam merupakan bagian
dari warisan ini, demikian pula dengan music dan lukisan., serta arsitektur,
demikian pula dengan moralitas dan pandangan religious.
Untuk dapat
bergerak bebas di kawasan tersebut, harus menjadi manusia yang berbeda dengan
binatang. Manusia mampu memahami situasinya. Anak dilahirkan tidak dengan
pemahaman itu. Mereka dilahirkan sebagai manusia, tetapi mereka lebih
dilahirkan sebagai “binatang manusia” (human animal). Pendidikan merupakan
salah satu upaya mengubah manusia binatang menjadi manusia yang sebenarnya.
Dengan kata lain, pendidikan merupakan upaya untuk mengantarkan anak ke dalam
system pengetahuan yang membentuk warisan budaya atau tingkat kehidupan.
Kurikulum ditetapkan agar mampu melakukan perubahan budaya tersebut atau dapat
digunakan untuk melakukan pewarisan budaya tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar